Hukum

Kejagung Bela Pertamina, Publik Pertanyakan Komitmen Pemberantasan Korupsi

KETIKKABAR.com – Pegiat media sosial Islah Bahrawi menyoroti pernyataan Kejaksaan Agung (Kejagung) yang mengimbau masyarakat untuk tetap menggunakan produk Pertamina meskipun perusahaan tersebut tengah diterpa kasus korupsi minyak.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, Febrie Adriansyah, yang menegaskan bahwa produk Pertamina tetap aman dan telah melalui pengawasan yang ketat.

Advertisements
BPKA - PLT SEKDA ACEH

Langkah Kejagung ini menarik perhatian publik karena sebelumnya lembaga tersebut yang mengungkap adanya dugaan korupsi minyak di Pertamina.

Kasus tersebut sempat membuat masyarakat mempertanyakan kualitas bahan bakar minyak (BBM) yang diproduksi perusahaan pelat merah itu, terutama terkait dugaan oplosan BBM Pertamax.

Meski demikian, Febrie memastikan bahwa produk yang beredar di masyarakat tetap aman dan telah melalui standar pengawasan yang ketat.

Ia menegaskan bahwa Kejagung telah berkoordinasi dengan Pertamina untuk memastikan keamanan dan kualitas produk yang dijual.

“Kami imbau jangan tinggalkan Pertamina karena kita harus tetap mencintai produk kita sendiri,” jelas Febrie seperti dikutip gemasulawesi.com pada Rabu, 5 Maret 2025.

Pernyataan ini pun menuai beragam reaksi, termasuk dari Islah Bahrawi, yang sudah menduga bahwa Kejagung akan memberikan pernyataan serupa.

Melalui akun X resminya @islah_bahrawi pada Kamis, 6 Maret 2025, Islah mengkritik sikap Kejagung yang menurutnya kurang serius dalam menangani kasus ini.

Menurut Islah, pengungkapan awal kasus korupsi di Pertamina seolah hanya gertakan untuk menciptakan kehebohan di masyarakat, tanpa tindak lanjut yang benar-benar tegas.

“Sudah kuduga. Gertakan awalnya doang heboh. Yang penting kesohor.” Tulis Islah, sembari mengunggah ulang video pernyataan Kejagung yang meminta masyarakat tetap percaya Pertamina.

Islah menyoroti bagaimana Kejagung awalnya tampak agresif dalam membuka kasus ini ke publik, tetapi kini justru memberikan pernyataan yang terkesan meredam polemik.

Sikap Kejagung yang berubah dari mengungkap kasus hingga membela Pertamina memang menuai banyak spekulasi.

Perkembangan ini menunjukkan adanya ketegangan antara tindakan hukum yang seharusnya diambil untuk memberantas korupsi dan upaya untuk mempertahankan citra baik BUMN di mata publik.

Masyarakat pun kini semakin kritis menantikan apakah Kejagung akan melanjutkan langkah tegas dalam menyelesaikan kasus korupsi di Pertamina atau justru memilih pendekatan yang lebih mengutamakan stabilitas sosial dan ekonomi.

Kasus korupsi ini mengundang perhatian publik luas, terutama terkait dengan dugaan manipulasi harga dan kualitas BBM yang diduga merugikan konsumen dan negara.

Namun, dengan adanya pernyataan yang bersifat meredam kontroversi ini, kepercayaan masyarakat terhadap proses hukum yang sedang berlangsung semakin tergerus.[]

TERKAIT LAINNYA