Ekonomi

BSI Hadirkan ATM Emas Pertama di Aceh, Dukung Ekosistem Bullion Bank di Indonesia

KETIKKABAR.com – Bank Syariah Indonesia (BSI) mengumumkan rencana menghadirkan layanan ATM emas di Aceh sebagai bagian dari dukungannya terhadap penguatan ekosistem Bullion Bank (Bank Emas) di Indonesia.

Langkah ini sejalan dengan hadirnya layanan bank emas pertama di Indonesia yang telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

Advertisements
BPKA - PLT SEKDA ACEH

Regional CEO BSI Aceh, Wachjono, menjelaskan bahwa ATM emas pertama di Aceh akan dibangun di beberapa cabang BSI.

Dalam tahap awal, BSI merencanakan pembangunan empat ATM emas yang akan tersebar di dua lokasi di Banda Aceh, serta masing-masing satu unit di Lhokseumawe dan Meulaboh.

Kehadiran ATM ini diharapkan dapat mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi jual beli emas secara praktis dan aman.

“Saat ini kami sedang merampungkan rencana pembangunan ATM emas, termasuk perancangan teknologi yang akan digunakan.

Kami berharap dengan hadirnya ATM emas ini, nasabah dapat lebih mudah mengakses layanan perbankan syariah berbasis emas,” kata Wachjono dalam acara media gathering di Gedung Landmark BSI Aceh, pada Rabu (26/2/2025).

Menurut Wachjono, ATM emas akan memungkinkan nasabah untuk menarik emas layaknya menarik uang tunai di ATM. Inovasi ini juga akan memperluas akses bagi nasabah terhadap investasi emas yang selama ini lebih terbatas, serta mendorong inklusi keuangan berbasis syariah.

“Konsekuensi dari hadirnya bank emas adalah adanya ATM emas yang akan semakin mempermudah akses nasabah terhadap investasi emas,” tambahnya.

Dengan hadirnya ATM emas ini, nasabah BSI dapat melakukan transaksi tarik emas layaknya menarik uang tunai di ATM.

BSI Pelopor Bank Emas di Indonesia

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto meresmikan layanan bank emas BSI dalam acara yang digelar di Gade Tower, Jakarta, pada 26 Februari 2025. Peresmian ini menandai BSI sebagai bank syariah pertama yang meluncurkan layanan bank emas di Indonesia.

Dalam sambutannya, Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa peresmian bank emas merupakan tonggak sejarah yang penting bagi Indonesia. Menurutnya, langkah ini merupakan bagian dari kebijakan strategis pemerintah untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

“Kekayaan kita besar, potensi kita besar, karena itu pengelolaannya harus lebih cerdas, teliti, hati-hati, dan transparan. Hari ini, Indonesia yang memiliki cadangan emas nomor 6 terbesar di dunia, untuk pertama kalinya memiliki bank emas,” ujar Prabowo.

Presiden juga menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam industri emas, dengan produksi emas yang meningkat dari 100 ton per tahun menjadi 160 ton. Kehadiran bank emas, menurutnya, akan memperkuat ekosistem emas Indonesia dan mempercepat pembangunan sektor ini.

Menteri BUMN Erick Thohir: Meningkatkan Kemandirian Ekonomi Nasional

Menteri BUMN, Erick Thohir, yang turut hadir dalam acara tersebut, mengatakan bahwa layanan bank emas menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memperkuat ekosistem, alur pasok, dan perdagangan emas nasional.

“Dengan potensi cadangan emas Indonesia yang mencapai 2.600 ton, kita bisa meningkatkan cadangan emas di negara ini. Bank emas akan membantu masyarakat untuk lebih mempercayakan investasi mereka ke dalam sistem keuangan yang lebih formal dan aman,” ujar Erick.

Erick menambahkan bahwa estimasi jumlah emas yang beredar di masyarakat mencapai 1.800 ton yang disimpan secara mandiri. Dengan adanya bank emas, pemerintah berharap dapat mendorong masyarakat untuk memanfaatkan sistem keuangan formal dan bergabung dalam perdagangan emas nasional.

Inovasi Digital dan Akses yang Mudah bagi Masyarakat

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menyampaikan bahwa kehadiran bank emas merupakan bagian dari transformasi dan inovasi yang terus dilakukan BSI untuk tumbuh secara berkelanjutan. Menurutnya, produk bank emas BSI akan menawarkan peluang investasi emas yang inklusif dan digital, sehingga dapat diakses oleh masyarakat secara mudah dan fleksibel.

BSI juga telah mendapatkan izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan layanan bank emas, yang mencakup penitipan dan perdagangan emas. Ke depan, BSI berencana untuk melanjutkan proses perizinan untuk kegiatan usaha lain seperti pembiayaan emas dan penyimpanan emas.

“Melalui platform digital BYOND by BSI, nasabah dapat berinvestasi emas mulai dari 0,05 gram dengan nilai kurang dari Rp100.000. Dengan ini, masyarakat dapat berinvestasi kapan saja dan di mana saja, tanpa batasan waktu dan lokasi,” tutup Hery.

Dengan langkah inovatif ini, BSI berkomitmen untuk memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat Indonesia dalam berinvestasi emas, sekaligus memperkuat perekonomian nasional berbasis syariah.[]

TERKAIT LAINNYA