Hukum

Viral Percakapan Diduga Riezky Kabah: Klaim Bisa “Beli” Hukum Indonesia

KETIKKABAR.com – Jagat media sosial kembali digemparkan dengan beredarnya percakapan yang diduga melibatkan TikToker Riezky Kabah dengan akun anonim @nog4y_. Dalam percakapan tersebut, Riezky meminta agar akun tersebut menghapus konten-konten lama yang berkaitan dengan dirinya, yang telah diunggah ulang di media sosial.

Permintaan itu diajukan Riezky melalui pesan yang diterima akun @nog4y_, yang isinya berbunyi, “Halo, saya minta kerjasamanya dengan Anda untuk menghapus semua konten-konten tentang saya di akun Anda.”

Advertisements
BPKA - PLT SEKDA ACEH

Namun, permintaan tersebut mendapatkan respons tegas dari @nog4y_, yang menanggapi dengan syarat agar Riezky terlebih dahulu membuat klarifikasi dan meminta maaf kepada seluruh guru di Indonesia.

“Saya bersedia jika Anda benar-benar membuat klarifikasi dan permintaan maaf kepada semua guru di Indonesia,” tulis @nog4y_ sebagai respons.

Alih-alih mengindahkan permintaan tersebut, Riezky diduga memberikan jawaban yang kontroversial dan mencuatkan pernyataan yang memicu perdebatan publik.

Dalam balasannya, Riezky mengungkapkan bahwa dirinya tidak perlu khawatir dengan hukum di Indonesia, bahkan mengklaim bahwa ia bisa “membeli” hukum jika masalah tersebut berlanjut lebih jauh.

“Hahaha, asal lo tau ya di belakang gua ini ada orang-orang besar (pejabat, pengacara, orang kaya, DSB). Intinya nggak ada gunanya hate ke gua dan satu lagi, kalau masalah ini sampai ke tahap yang lebih jauh (Pidana) gua bisa beli hukum di Indonesia. Lo tau kan hukum di Indonesia bisa dibeli,” balas Riezky.

Pernyataan tersebut tentu saja memicu kehebohan di kalangan warganet dan menambah kontroversi yang sudah tercipta sebelumnya terkait tuduhan yang dilontarkan Riezky terhadap profesi guru.

Kontroversi Berawal dari Tuduhan terhadap Guru

Kontroversi ini berawal dari unggahan video Riezky di akun TikTok pribadinya (@riezky.kabah) yang langsung viral. Dalam video tersebut, Riezky melontarkan tuduhan keras terhadap seluruh profesi guru di Indonesia, menyebut mereka sebagai pelaku korupsi dan tidak layak dihormati.

“Ini bukti kalau semua guru korupsi. Kalau lu enggak percaya, nonton videonya di caption udah gue tag. Masih lu mau percaya sama guru? Masih lu mau hormat sama guru? Semua guru itu jahat, bestie!” ujar Riezky dalam videonya.

Pernyataan kontroversial Riezky semakin memanas setelah ia menambahkan bahwa guru adalah “penjahat terkejam di dunia pendidikan.”

Tuduhan ini muncul setelah beredarnya kasus pungutan liar terkait program beasiswa PIP yang melibatkan oknum guru, seperti yang diungkapkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Riezky menanggapi kasus tersebut dengan pernyataan yang semakin memicu kemarahan banyak pihak.

“Mulai sekarang lu jangan percaya sama guru ya bestie. Dan jangan sekalipun lu hormat sama guru ya. Karena mereka udah nyiksa lu dengan minta dana-dana yang tidak diperlukan untuk sekolah. Sejujurnya, guru itu adalah penjahat yang terkejam di dunia pendidikan,” tambahnya.

Unggahan tersebut langsung memicu gelombang kritik dari berbagai kalangan, terutama warganet dan kalangan pendidik yang menilai pernyataan Riezky sangat tidak menghargai profesi guru yang selama ini memiliki peran penting dalam dunia pendidikan.

Respon Warganet dan Belum Ada Klarifikasi Resmi

Kontroversi ini langsung menyebar luas di media sosial, dengan banyak warganet yang mengecam pernyataan Riezky dan meminta agar dia meminta maaf kepada profesi guru. Bahkan, banyak yang menilai sikap Riezky yang terkesan merendahkan profesi guru sangat berbahaya dan bisa mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap pendidikan.

Hingga saat ini, pihak Riezky belum memberikan klarifikasi resmi terkait percakapan yang beredar maupun pernyataannya tentang profesi guru yang dinilai kontroversial. Sementara itu, pernyataan dalam percakapan tersebut yang mengklaim bisa “membeli” hukum Indonesia semakin memperburuk citranya di mata publik.

Dengan munculnya percakapan ini, banyak pihak berharap agar Riezky segera memberikan klarifikasi dan meminta maaf jika memang pernyataannya salah, demi menjaga kehormatan profesi guru yang telah banyak berjasa dalam mencerdaskan bangsa.[]

Sumber: viva

TERKAIT LAINNYA