Daerah

Puluhan Siswa Nakal di Purwakarta Dibina di Barak TNI, Satu Siswa Kabur

KETIKKABAR.com – Sebanyak 39 siswa dari berbagai sekolah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, yang terlibat kenakalan remaja, dikirim ke barak militer milik Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Armed 9 TNI AD.

Mereka akan menjalani program pembinaan karakter selama dua pekan. Satu siswa dilaporkan kabur sebelum program dimulai.

Para siswa dijemput menggunakan truk militer dan diantar langsung oleh orang tua masing-masing ke markas TNI. Program pembinaan ini merupakan kerja sama antara Pemkab Purwakarta dan TNI.

“Ya mulai hari ini kita serah terima, pertama orang tuanya menitipkan ke pemerintah daerah, kami serahkan ke Resimen Armed 1. Program ini dimulai ini, jumlahnya ada 39, awalnya 40 orang tuanya datang, siswanya enggak datang, ini lagi dicari sama ortunya, Insya Allah akan dilatih di sini akan dibina,” kata Zein, Kamis (1/5), dikutip dari detik.com.

Zein menegaskan bahwa pembinaan ini bukan berarti para siswa berhenti bersekolah. Mereka tetap menjalani proses belajar mengajar dengan kurikulum khusus yang menekankan pendidikan karakter dan kedisiplinan.

“Mereka tetap bersekolah, hanya kelasnya aja yang pindah sementara, di sini mereka akan dibina kedisiplinannya, mentalnya diberikan motivasi. Mudah-mudahan selesai dari sini mereka ada perubahan yang lebih baik,” kata Zein.

Program ini menyasar siswa yang terlibat dalam berbagai bentuk kenakalan remaja, mulai dari bolos sekolah, tawuran, konsumsi minuman keras, hingga penyalahgunaan narkoba. Zein mengatakan bahwa program ini tidak menunggu payung hukum karena urgensinya yang tinggi.

“Yang pertama dia bolos sekolah, tawuran, miras, narkoba. Payung hukum kami lihat kejadian sudah luar biasa, kalau misal orang tuanya tidak bisa didik udah menyerah, ini ada bacok teman bacok orang tua masih mau menunggu payung hukum, kita harus ambil langkah sesuai aturan, ambil langkah kita titipkan kepada lembaga yang kita anggap mampu membina mereka,” ujarnya.

Komandan Resimen Armed 1 Kostrad, Kolonel Arm Roni Junaidi, menjelaskan bahwa para siswa menjalani pemeriksaan kesehatan dan psikologi sebelum memasuki program. Mereka akan menjalani rutinitas harian yang ketat, termasuk salat subuh berjamaah, olahraga, menjaga kebersihan, makan teratur, hingga sesi konseling dan motivasi.

“Para siswa akan mendapatkan kurikulum khusus yang mencakup pendidikan karakter, bela negara, psikologi, dan spiritualitas. Mereka akan mengikuti rutinitas harian seperti salat subuh, olahraga, kebersihan, makan teratur, hingga sesi konseling dan motivasi,” ujar Roni.

Program ini dirancang secara kolaboratif antara TNI, Polri, Pemda, dinas sosial, serta psikolog anak. Harapannya, para siswa dapat kembali ke lingkungan sekolah dan keluarga dengan perilaku yang lebih baik.

Salah seorang orang tua siswa, ES, menyatakan dukungannya terhadap program ini. Ia mengaku kewalahan menghadapi kenakalan anaknya di rumah.

“Enggak saya mah, enak, anak saya bisa dididik, suka susah salat, sekolah susah, yang ada kenakalan mudah-mudahan dibawa ke sini ada hikmahnya, jadi lebih baik, di rumah susah, pusing, susah didengar. Mudah-mudahan selesai dari sini lebih baik,” kata ES.

Program pembinaan ini dijadwalkan berlangsung selama 14 hari. Pemerintah daerah berharap pendekatan militer ini mampu memberikan efek jera sekaligus pembentukan karakter bagi para siswa.

TERKAIT LAINNYA