KETIKKABAR.com – Konflik bersenjata kembali memanas di perbatasan India-Pakistan. Sebuah operasi militer memicu rentetan peluru dan derita panjang warga sipil.
Rabu malam yang mencekam menyelimuti wilayah perbatasan Jammu dan Kashmir. Suara ledakan dan tembakan artileri membelah langit di sepanjang Garis Kontrol (LoC).
Sebanyak 12 nyawa melayang, tiga di antaranya anak-anak, dan seorang di antaranya prajurit militer India.
Serangan tersebut, menurut laporan The Hindu yang dikutip VIVA Militer, merupakan aksi balasan militer Pakistan terhadap Operasi Sindoor yang dilancarkan India beberapa jam sebelumnya.
Operasi yang disebut “terukur dan tak eskalatif” oleh Menteri Pertahanan India Rajnath Singh itu menyasar sembilan titik yang diduga menjadi kamp teroris di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Empat distrik perbatasan, Rajouri, Poonch, Kupwara, dan Baramulla, jadi sasaran tembakan balasan Pakistan.
Serangan itu menewaskan tiga perempuan, tiga anak-anak, dan melukai sedikitnya 51 warga sipil. Seorang prajurit India, Lance Naik Dinesh Kumar dari Resimen Lapangan ke-5, turut gugur dalam insiden ini.
“Operasi Sindoor dilakukan secara presisi. Targetnya jelas kamp teroris. Kami menghindari korban sipil,” ujar Rajnath Singh dalam konferensi pers di New Delhi.
Namun Pakistan berang. Pemerintah di Islamabad menuding India telah melanggar kedaulatan negaranya dan menyebabkan korban jiwa di kalangan warga sipil.
Komite Keamanan Nasional Pakistan pun memberi lampu hijau bagi angkatan bersenjata untuk membalas secara militer.
Konflik terbaru ini tak bisa dilepaskan dari serangan teror di Pahalgam pada 22 April lalu, yang menewaskan 26 orang dan melukai 17 lainnya.
Sejak itu, tensi antara dua negara bertetangga ini terus menanjak. Langkah diplomatik pun turut memanas, Perjanjian Perairan Indus ditangguhkan, diplomat saling diusir.
Di tengah kekacauan, Kepala Menteri Jammu dan Kashmir Omar Abdullah menggelar rapat darurat. Ia menginstruksikan pencairan dana bantuan untuk setiap distrik perbatasan yang terdampak, sebagai upaya penanganan krisis cepat.
Perbatasan India-Pakistan kembali menjadi saksi bisu atas konflik yang belum juga reda. Dan warga sipil, seperti biasa, jadi korban pertama dan terakhir dalam tiap babak kekerasan yang terus berulang.[]