Internasional

Main Api di Garis Batas: Pakistan Siap Membalas

KETIKKABAR.com – Ketegangan kembali menggelegak di Asia Selatan. Menteri Informasi dan Penyiaran Pakistan, Attaullah Tarar, menyatakan bahwa “seluruh bangsa” berdiri di belakang militer Pakistan, siap membalas serangan India yang dianggap sebagai tindakan agresi sepihak.

Pernyataan ini muncul dalam wawancara dengan TRT World Turki yang cuplikannya dibagikan lewat akun X resmi pemerintah Pakistan.

“Kami adalah orang-orang yang cinta damai, tetapi ketika harus menantang kami, seluruh bangsa akan merespons dan seluruh bangsa bersatu melawan agresi India, dan mendukung angkatan bersenjata Pakistan,” kata Tarar dalam sebuah wawancara dengan TRT World Turki, yang cuplikannya dibagikan di akun X milik pemerintah Pakistan.

Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, menyusul dengan kecaman di platform yang sama. Ia menyebut serangan India sebagai tindakan “pengecut” dan “tidak beralasan”.

“Pakistan memiliki hak mutlak untuk menanggapi serangan India yang tidak beralasan ini dengan tegas — tanggapan tegas sudah dilakukan,” tulis Sharif, menurut terjemahannya.

“Seluruh bangsa bersatu di belakang angkatan bersenjatanya, dan moral serta tekad kami tetap tidak tergoyahkan,” tambahnya.

Dukungan terhadap balasan militer juga disuarakan Hina Rabbani Khar, mantan Menteri Luar Negeri Pakistan. Kepada Al Jazeera, ia menggambarkan langkah India meluncurkan rudal ke wilayah Pakistan sebagai “bermain api”.

“Hal itu menunjukkan bahwa India merasa memiliki impunitas untuk menjadi hakim, juri, dan eksekutor,” ujar Rabbani Khar.

“Mereka akan mengirim rudal ke negara lain yang mempunyai senjata nuklir karena mereka berpikir mereka bisa lolos.” lanjutnya.

Mantan menteri tersebut mengatakan Pakistan telah berulang kali memperingatkan Dewan Keamanan PBB tentang India. “Tanda-tanda peringatan ada di mana-mana dan sekarang ancamannya semakin meningkat,” ujarnya.

Pemerintah Pakistan tak tinggal diam. Lewat Kementerian Luar Negeri, Islamabad menuding India melakukan “tindakan perang terang-terangan”.

Serangan itu, menurut mereka, menyebabkan korban sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, serta membahayakan lalu lintas udara komersial.

“Tindakan agresi India telah mengakibatkan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, menjadi martir,” ujar pernyataan itu.

“Agresi ini juga telah menyebabkan ancaman serius terhadap lalu lintas udara komersial. Kami mengutuk tindakan keras yang merugikan India, yang merupakan pelanggaran terhadap Piagam PBB, hukum internasional, dan norma-norma hubungan antarnegara yang telah ditetapkan.”

“Ini pelanggaran terhadap Piagam PBB, hukum internasional, dan norma hubungan antarnegara,” demikian bunyi pernyataan resmi. Pakistan juga menuduh India memainkan “narasi palsu” dengan mengandalkan “hantu intelijen” demi membenarkan agresinya.

“Tindakan gegabah India telah membawa kedua negara bersenjatakan nuklir itu lebih dekat ke konflik besar,” katanya.

Peringatan dilontarkan: tindakan India yang sembrono membawa dua negara bersenjata nuklir itu mendekati jurang konflik besar. Pemerintah Pakistan menegaskan, mereka berhak merespons sesuai Pasal 51 Piagam PBB — pada waktu dan tempat yang mereka pilih sendiri.

“Pemerintah, militer, dan rakyat Pakistan bersatu. Kami akan bertindak dengan tekad baja demi mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayah kami,” tutup pernyataan tersebut.[]

TERKAIT LAINNYA